Kamis, 15 September 2011

puisi



Jeritan Rakyat
Negeriku adalah istanaku
Tempat aku dilahirkan
Tempat aku dibesarkan
Tempat aku dibimbing
oleh handai tolanku

            Negeriku bagaikan senjata
            Yang mendapat peluru dari rakyatnya
            Yang mendapat kendali dari pemimpinnya
            Yang hanya dapat diledakkan
            ketika rakyatnya bersatu

Namun . . .
Tatkala pemimpinnya jadi galau
Melupakan kepentingan rakyatnya
Mengedepankan kepentingan pribadi dan golongan
Memuaskan hasrat keserakahannya
Dengan merampas hak rakyatnya

            aaaa. . . . aaaa. . . .
            Rakyat menjerit, merengek, meratapi penderitaan
            Tak mampu menahan kerasnya kehidupan
            Tak mampu menahan pedihnya kehidupan
            Tak mampu menahan kendali pemimpinnya

Wahai pemimpinku. . .
Dengarkanlah jeritan ini
Buktikanlah janji-janjimu
Janji saat kau belum mendapatkan tahtamu
Supaya tak menjadi hutang bagimu

            Wahai pemimpinku. . .
            Kepadamulah kami berharap
            Berharap agar dapat memberikan perisai kehidupan
            Tuk  bernaung dan berlindung
            Dari goncangan kerajaan lain.

1 komentar: